Seluk Beluk Asuransi Penyakit Kritis
Aziza Fitriani, CFP® QWP® AEPP®AWP® | @azizafauzy
10 Mins Read
Kita tentu memahami peran penting asuransi dalam sebuah perencanaan keuangan. Seringkali kita menyebut asuransi sebagai jaring pengaman. Di saat kondisi tak terduga, seperti meninggal dunia, sakit, kecelakaan ataupun cacat tetap total, peran asuransi akhirnya dibutuhkan. Sebagian besar masyarakat pun mulai menyadari bahwa asuransi perlu dibeli ketika kita masih sehat dan selagi muda. Jika kita terlambat membeli asuransi, artinya kita pun harus siap menghadapi risiko-risiko kehidupan yang bisa saja terjadi menimpa kita, contohnya sakit kritis. Anda tentu tidak dapat membeli asuransi penyakit kritis di saat sudah mengalami sakit kritis. Perusahaan asuransi pada umumnya akan menolak atau kalaupun menerima akan dikenakan premi yang sangat mahal dan juga pengecualian atas penyakit-penyakit yang sudah ada sebelumnya.
Peran asuransi penyakit kritis pun cukup penting, karena kita sadar betul bahwa biaya sakit kritis tidaklah murah. Namun tidak sedikit masyarakat yang menganggap bahwa jika sudah memiliki asuransi kesehatan, tidak perlu lagi membeli produk perlindungan asuransi penyakit kritis.
Sebenarnya anggapan seperti itu tidak sepenuhnya keliru, namun kita perlu memahami betul sejauh mana perlindungan asuransi kesehatan yang dimiliki, selain itu asuransi kesehatan tentu tidak akan melindungi penghasilan yang hilang akibat terjadi risiko sakit kritis.
Asuransi penyakit kritis adalah jenis perlindungan yang diperoleh apabila tertanggung mengalami suatu kondisi penyakit kritis tertentu. Perlindungan tersebut yaitu berupa uang pertanggungan yang diberikan oleh perusahaan asuransi, ketika memenuhi kriteria sesuai isi polis. Santunan uang pertanggungan tersebut diberikan secara tunai dalam jumlah tertentu sesuai yang tercantum dalam polis asuransi.
Asuransi penyakit kritis dapat mengganti penghasilan yang hilang akibat sakit kritis. Bagi Anda yang telah memiliki asuransi kesehatan yang lengkap, baik produk asuransi kesehatan pribadi hingga BPJS Kesehatan, tetap saja memerlukan perlindungan asuransi penyakit kritis. Mengapa demikian? Saat mengalami sakit kritis dengan kondisi tersebut Anda mungkin tidak akan memikirkan biaya pengobatan yang dikeluarkan dari mulai obat-obatan hingga rawat inap RS karena sudah dicover oleh asuransi kesehatan. Namun, misalnya sebagai karyawan, ketika mengalami sakit kritis dan apalagi berkepanjangan, tentu perusahaan akan memiliki kebijakan tersendiri, memberi waktu hingga Anda sembuh, namun sampai kapan? Risiko terburuk bisa sampai dengan melakukan pemutusan hubungan kerja, sehingga dalam kondisi seperti ini Anda memerlukan uang untuk mengganti biaya pengeluaran/biaya kebutuhan keluarga selama Anda dalam kondisi tak dapat bekerja. Uang Pertanggungan asuransi penyakit kritis dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan kata lain, asuransi penyakit kritis dapat mengcover hilangnya penghasilan yang diakibatkan oleh penyakit kritis.
Lalu apa saja yang harus kita perhatikan dalam membeli asuransi penyakit kritis? Simak artikel selanjutnya.