Melawan Diderot Effect
Agustina Fitria A, CFP® | @afitria_cfp
5 Mins Read
Seorang filsuf dan penulis kenamaan dari Perancis bernama Denis Diderot hidup dalam kemiskinan meskipun dia dikenal sebagai penulis Encyclopedie yaitu sebuah ensiklopedia yang paling komprehensif pada jamannya. Pada tahun 1726 ia akan menikahkan anak perempuannya dan harus menyiapkan mas kawin, namun ia tidak mampu. Kemudian Kaisar dari Rusia bernama Catherine the Great mendengarnya dan mau membantu dengan cara membeli perpustakaan Diderot senilai GBP1000 pada saat itu. Ini membuat Diderot kaya mendadak. Setelah itu, Diderot mendapatkan mantel yang indah.
Diderot menyadari bahwa mantel indahnya tidak serasi dengan isi rumahnya yang bobrok. Karena merasa sudah memiliki uang banyak, Diderot membeli kursi baru dan mewah agar tidak merusak mantelnya, lalu membeli meja baru agar sesuai dengan reputasinya sebagai penulis ternama, demikian seterusnya terjadi pembelian berantai tanpa disadari Diderot menghabiskan uangnya dan menjadi miskin kembali. Peristiwa pembelian berantai ini kemudian dikenal sebagai Diderot Effect.
Apakah ini pernah Anda alami? Misalnya saja di masa pandemi saat Anda ingin menyibukkan diri di rumah, tiba-tiba merasa rumah perlu dipercantik. Atau aktivitas memasak, berolahraga, berkebun, atau memelihara binatang yang selama ini tidak pernah dilakukan. Anda kemudian harus membeli berbagai hal yang awalnya karena merasa butuh untuk kesehatan mental, lalu berantai menjadi pembelian barang-barang yang menuruti keinginan, dengan alasan keindahan atau estetika, kepraktisan, dan fenomena FOMO (fear of missing out atau takut ketinggalan jaman).
Sebetulnya hal tersebut tidak menjadi masalah asalkan Anda memiliki uang yang cukup untuk membeli secara tunai (tidak berutang) dan Anda sudah melaksanakan kewajiban utama seperti membayar utang, pajak, premi asuransi, mempunyai dana darurat yang cukup, berinvestasi untuk kebutuhan masa depan, belanja kebutuhan bulanan, dan kebutuhan primer lainnya. Seringkali mengeluarkan uang untuk tujuan keinginan bisa berlebihan karena keinginan manusia tidak ada batasnya.
Oleh karena itu, saya rekomendasikan langkah berikut ini agar Anda tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan Diderot:
- Ucapkan hal-hal yang Anda syukuri minimal 3 hal setiap hari. Hal ini akan melatih Anda untuk merasa puas dengan yang Anda miliki dan mengurangi mencari kepuasan sesaat dengan berbagai kebendaan.
- Cobalah untuk mengurangi godaan membeli atau mengeluarkan uang yang bukan untuk kebutuhan, misalnya stop notifikasi dari aplikasi belanja, memilih aplikasi tanpa iklan, dll.
- Jika memang membeli barang kebutuhan, belilah dengan konsep mix & match dengan barang yang sudah ada di rumah.
- Periksa dulu apakah ada barang serupa yang sudah Anda miliki sebelum melakukan pembelian apapun. Terapkan konsep beli 1 keluarkan 1 (atau lebih).
- Tetapkan batasan maksimal terutama untuk pengeluaran yang bersifat memuaskan keinginan agar tidak mengambil porsi anggaran untuk kebutuhan yang wajib dipenuhi.
- Tidak membeli barang apapun dalam waktu 1 bulan (bisa terapkan alternatif lain misalnya dengan menyewa jika untuk penggunaan jangka pendek).
- Buatlah perencanaan keuangan, agar Anda lebih termotivasi menggunakan uang untuk masa depan, dan bukan hanya untuk kepuasan sesaat. Anda bisa gunakan kalkulator dana pendidikan, dana hari tua, dana ibadah haji, proteksi diri & keluarga untuk melihat kebutuhan yang harus Anda siapkan. Sedangkan simulasi hasil investasi dapat Anda lakukan di kalkulator investasi.
Ingatlah bahwa kemampuan kita menghasilkan uang terbatas namun keinginan bisa tak terbatas. Gunakan uang dengan bijak, agar dapat memenuhi kebutuhan Anda saat ini dan masa nanti.