Wajib Dihindari Saat Berinvestasi (bagian 2)
Imelda Tarigan, DRA, PSY, MBA, CFP®, QWP® | @imelda.t
2 Mins Read
Di artikel sebelumnya, kita sudah membahas tentang produk investasi yang wajib dihindari. Lalu apa saja yang harus dihindari berkaitan dengan perilaku kita sebagai investor?
- Hal-hal yang harus dihindari berkaitan dengan perilaku investor:
- Hindari berinvestasi pada bentuk investasi yang tidak dipahami. Misalnya kalau kita ingin berinvestasi saham, kita sebaiknya mempelajari dulu bagaimana memilih saham yang baik, dan bagaimana memilih waktu yang tepat untuk beli dan jual saham.
- Hindari berinvestasi untuk tujuan ikut-ikutan tren. Sebaiknya, kita berinvestasi sesuai dengan tujuan investasi dan target investasi yang jelas, jangan hanya ikut-ikutan saja padahal kita sendiri tidak terlalu paham mengapa kita harus memilih bentuk investasi tersebut. Misalnya ketika sedang trending investasi aset kripto atau NFT (Non-Fungible Token) yang sangat canggih menggunakan media digital, harus dipahami dulu apakah model investasi ini memang sesuai dengan tujuan dan target investasi kita.
- Hindari tergiur keuntungan besar saja,tanpa memperhitungkan risikonya. Karena keuntungan itu seharusnya sejalan dengan risikonya, kalau potensi keuntungan besar, maka biasanya potensi risiko juga tinggi. Pahami dulu potensi risiko investasi lalu belajar bagaimana mengantisipasi dan memitigasi risiko yang mungkin timbul.
- Hindari berinvestasi dengan menggunakan utang; ini sangat wajib dihindari karena hal ini akan sangat memberatkan investor. Ibaratnya ketika kita berenang tapi kaki kita diikat beban berat, tentu saja kemungkinan besar kita akan tenggelam. Investasi pastinya mengandung risiko, ada yang risiko tinggi ada yang risiko rendah, tergantung dari jenis investasinya. Risiko itu sendiri sudah merupakan beban yang harus diantisipasi oleh investor. Kalau investasi itu gagal, maka investor harus menutup kerugian. Nah, kalau investasi yang menggunakan utang lalu gagal, maka investor harus kehilangan uang sendiri akibat kerugian investasi dan ditambah lagi harus membayar utang yang ikut hilang dalam investasi. Parah, kan?
- Hindari berinvestasi tanpa rencana keuangan; meskipun investasi itu baik, tapi kalau tanpa perencanaan yang matang, maka investasi dapat menjadi bumerang. Misalnya seluruh uang tabungan kita investasikan pada saham karena indeks saham sedang naik, padahal dalam beberapa bulan ke depan kita punya kewajiban untuk membayar uang pangkal anak sekolah. Ketika tiba saatnya untuk membayar uang pangkal sekolah, ternyata harga saham yang dibeli malahan sedang turun. Kalau saham tidak dijual, maka uang pangkal sekolah tidak bisa dibayar, tapi kalau saham dijual artinya investor menderita kerugian sehingga uang yang tadinya sudah disiapkan untuk uang pangkal sekolah jadi tidak cukup lagi. Bingung, kan?
- Hindari mempercayakan investasi 100% pada pihak ketiga; ini biasanya terjadi pada investor yang super sibuk atau yang tidak punya pengetahuan yang memadai untuk berinvestasi. Misalnya saja investasi bisnis franchise di luar kota, dengan asumsi karena sudah membeli sistem franchise maka investor sudah bisa melepaskan semua urusan pada pihak franchisor Padahal di dunia ini tidak ada sistem yang 100% sempurna, apalagi kalau melibatkan semakin banyak rantai prosedur dan tenaga kerja. Kontrol dan verifikasi atas investasi tetap harus dijalankan, agar investasi bergerak sesuai harapan dan kalau ada kesalahan dapat segera dicari solusinya.
Jadi, berinvestasi itu harus melalui pertimbangan yang matang, agar tujuan investasi tercapai. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan Perencana Keuangan yang lebih paham mengenai investasi dan tidak menjual produk investasi, sehingga dapat memberikan saran yang lebih objektif terkait pilihan investasi.
Untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan Perencana Keuangan OneShildt, Anda dapat klik tautan ini.
Happy Investing ..!