Generasi Sandwich, Bagaimana Agar Punya Persiapan Pensiun?
Imelda Tarigan, DRA, PSY, MBA, CFP®, QWP® | @imelda.t
2 Mins Read
Generasi Sandwich adalah generasi yang seperti daging sandwich, terjepit di antara roti yaitu roti dari atas dan roti dari bawah. Dalam kehidupan generasi sandwich tekanannya adalah tekanan biaya untuk anak-anak (generasi muda) dan untuk orang tua (generasi tua). Sekilas kesannya kok kasihan ya, terjepit dalam dua tekanan. Tapi banyak orang lupa kalau bagian tengahnya inilah yang sebenarnya bagian paling enak dari sebuah sandwich. Jadi dalam kehidupan generasi sandwich pun sebenarnya banyak hikmah yang dapat diperoleh, bukan hanya kerepotan menyusun anggaran untuk keperluan anak-anak dan keperluan orang tua.
Salah satu hikmahnya adalah dalam mempersiapkan pensiun. Dalam tujuan keuangan kita, persiapan pensiun hendaklah selalu kita ingat. Jadi dalam menyusun anggaran, ada tiga kelompok utama yang kebutuhannya harus selalu dicermati yaitu :
- Kebutuhan anak-anak
- Kebutuhan kita sendiri bersama pasangan
- Kebutuhan orang tua kita
Kelompok nomor 2 di atas harus mencakup persiapan pensiun juga. Apakah ini artinya kita harus menyisihkan penghasilan secara konsisten untuk mempersiapkan dana pensiun? Bagaimana kalau anggaran untuk kelompok nomor 1 dan nomor 3 sudah menghabiskan seluruh penghasilan sehingga tidak ada lagi yang bisa disisihkan untuk persiapan dana pensiun? Jawabannya sebenarnya bukan hanya dari menghitung uang masuk dan uang keluar, tapi juga dari menyiasati kondisi yang ada agar mendukung kita untuk mempersiapkan pensiun.
Pertanyaan pertama yang harus dijawab adalah kita mau jadi apa ketika kita pensiun? Ini bukan dijawab dengan berapa jumlah dana pensiun yang dibutuhkan agar kita bisa hidup bemalas-malasan sepanjang masa pensiun. Ini hendaknya dijawab dengan suatu gambaran definitif tentang kehidupan seperti apa yang kita impikan untuk kita jalani ketika pensiun nanti. Jadi bukan berapa gunung uang yang harus disiapkan, melainkan kegiatan produktif apa yang akan kita jalani nanti agar kita tetap produktif dengan suka cita dan mandiri. Itu yang namanya Pensiun Keren. Kita tidak menjadi beban bagi siapapun tapi kita tetap menjadi mahluk produktif yang sesuai dengan kodrat ketika kita diciptakan.
Jadi, dalam hal ini, kita tidak semata-mata mencicil uang dana pensiun namun kita bisa mulai mencicil untuk mewujudkan kegiatan kita tersebut. Misalnya kita memimpikan pensiun di kampung halaman dengan empang ikan nila yang mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari sambil beribadah. Jadi sejak awal bisa diupayakan Kredit Bank untuk mencicil rumah dan sebidang tanah di kampung halaman, dan lambat laun merintis membangun empang. Cicilan ini bisa jadi angkanya jauh lebih kecil ketimbang mencicil dana pensiun milyaran untuk hidup bermalasan selama masa pensiun.
Dalam hal ini, orang tua kita yang sudah punya pengalaman hidup lebih banyak, dapat kita ajak kolaborasi menjadi konsultan atau untuk membantu mengawasi pembangunan empang dan rumah masa depan kita di kampung halaman. Pastinya orang tua kita akan bahagia menikmati hidup kembali di kampungnya dan merasa menjadi orang penting karena diberi kepercayaan mengawasi proyek jangka panjang anaknya. Semoga mereka menjadi lebih sehat karena bahagianya.
Jadi, generasi sandwich juga bisa menikmati hikmah amal kehidupan sambil mempersiapkan masa pensiunnya. Daging sandwich yang terjepit di tengah itu, memang bagian paling enak dari sebuah sandwich.