Persiapan Pensiun Untuk Karyawan, Ini yang Kamu Wajib Tahu!

Imelda Tarigan, DRA, PSY, MBA, CFP® | @imelda.t

3 Mins Read


Pensiun?? Biasanya buat kebanyakan karyawan kata PENSIUN itu seolah hanya dongeng, ngga perlu dipikirin.

Mereka lupa kalau angka harapan hidup orang Indonesia sekarang di kisaran 70 tahun, jadi kalau kita pensiun di usia 56 tahun, maka masih ada masa sekitar 14 tahun untuk menikmati hidup sebagai pensiunan. Dan selama masa pensiun itu, kita tetap butuh biaya hidup. Lalu, siapa yang akan membiayai masa hidup yang 14 tahun itu? Apakah kita berharap anak-anak kita akan menjadi sandaran hidup? Alangkah baiknya kalau kita tidak membebani anak-anak kita dengan biaya hidup kita ketika kita pensiun, karena mereka sendiri pun sudah repot dengan biaya hidup keluarga mereka masing-masing. Apalagi, kalau ternyata kita tidak punya anak, lalu siapa yang akan membiayai hidup kita? Nah, itulah pentingnya kita mempersiapkan biaya hidup kita untuk kita menjalani masa pensiun dengan bahagia bersama keluarga dan teman. Apa aja yang harus kita persiapkan? Paling tidak, ada 5 hal yang wajib diketahui. Yuk, kita bahas satu per satu.

  1. The New You

Hal pertama dan utama ini adalah “the Heart” of all plannings. Kita mau jadi apa ketika kita pensiun nanti? Itu adalah hal pertama yang harus dijawab. Apakah kita berharap akan duduk manis di depan tv dari pagi sampai pagi? Atau berharap rebahan terus sepanjang 24 jam? Jangan lupa, kalau tubuh kita ini didesain oleh penciptanya untuk menjadi tubuh yang aktif, produktif, jadi kalau kita tidak melaksanakan hidup sesuai desain tubuh, maka akan membuat kita mudah sakit. Banyak referensi medis yang menyatakan bahwa tubuh yang pasif dengan pikiran yang pasif akan mudah menyebabkan Alzeimer yaitu penyakit hilang ingatan. Jadi supaya hidup lebih sehat di masa pensiun, persiapkan dari sekarang apa yang akan menjadi kegiatan anda ketika pensiun nanti. Kegiatan tersebut hendaknya kegiatan yang menyenangkan, sejalan dengan hobi dan kesukaan anda, dan lebih baik lagi kalau kegiatan tersebut menghasilkan uang.

  1. Siapkan Aset Jangka Panjang

Ketika status kita masih menjadi pegawai, pihak bank maupun pihak Perusahaan Pembiayaan menilai kita sebagai nasabah yang memiliki risiko rendah untuk gagal bayar karena kita punya penghasilan tetap. Bank dan Perusahaan Pembiayaan akan lebih mudah mengabulkan permohonan kita untuk mengajukan kredit. Pergunakanlah peluang ini untuk membeli aset jangka panjang yang produktif. Sesuaikan tenor kredit dengan masa kerja Anda, kalau bisa sebelum pensiun semua kredit sudah lunas. Perhitungkan juga anggaran untuk mencicil aset tersebut, jangan lebih dari 35% penghasilan bulanan, kecuali kalau Anda bisa memenuhi kebutuhan hidup Anda dengan anggaran hanya 10% dari penghasilan, maka alokasi untuk mencicil kredit bisa diperlonggar. Aset Jangka Panjang ini misalnya bangunan yang produktif seperti pertokoan atau rumah kos atau pergudangan dan sejenisnya. Bisa juga kepemilikan sekuritisasi (atau saham) dari suatu Mall atau Bangunan produktif lainnya. Bisa juga berupa kebun, peternakan atau empang. Yang penting aset jangka panjang ini nantinya akan menjadi pendapatan untuk kita di masa pensiun.

  1. Investasi pada Ketrampilan Berinvestasi

Banyak pensiunan yang akhirnya harus hidup melarat karena kesalahan berinvestasi, menjadi korban investasi bodong atau memang karena salah mengelola investasi pribadi. Sedari dini, belajarlah untuk berinvestasi. Sekarang ini banyak sekali tawaran investasi di media online maupun offline, jika kita tidak mengerti bagaimana cara untuk memverifikasi investasi yang baik atau yang tidak benar, maka kita akan mudah terjebak dalam kerugian investasi. Jangan ragu untuk konsultasi dengan konsultan yang lebih paham tentang investasi. Pelajari juga baik-baik kredibilitas dan reputasi konsultan atau influencer. Yang harus diingat, tidak semua informasi atau saran investasi yang ada di media sosial atau internet itu benar. Hati-hati memilih informasi.

  1. Biaya kesehatan

Ketika usia sudah tidak muda lagi, maka alokasi untuk biaya kesehatan akan makin besar. Bukan hanya untuk berobat tapi terutama untuk mencegah penyakit. Sejak muda, bentuklah pola hidup yang sehat. Sediakan anggaran dan waktu untuk berolahraga, makan makanan sehat, suplemen dan vitamin serta bergaul dengan komunitas yang fokus pada kegiatan positif. Kesehatan bukan hanya dari fisik saja, tapi terutama dari pikiran kita. Investasi pada kegiatan yang mendatangkan cara pikir yang positif akan membuat whole body menjadi lebih sehat sehingga akan mengurangi biaya berobat. Tentu perlu juga dipersiapkan asuransi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pribadi. Sisihkan anggaran untuk premi asuransi, kalau bisa jangan melebihi 10% pendapatan. Carilah produk asuransi yang preminya terjangkau tapi manfaatnya mencukupi.

  1. Bentuk mindset hidup efisien

Pola pengelolaan keuangan yang baik tentu saja bermula dari pola pikir atau mindset yang baik juga. Hal ini juga harus dibentuk sejak dini, paling ideal sejak masa kanak-kanak. Tapi tidak ada kata TERLAMBAT untuk mengubah pola pikir. Sejak sekarang, latihlah kedisiplinan Anda dalam membentuk anggaran keuangan. Prioritaskan pada Kebutuhaan bukan Keinginan. Sisihkan penghasilan seketika ketika menerima penghasilan untuk investasi. Bergaullah dengan lingkungan yang tidak konsumtif, tapi yang produktif, yang membuat Anda lebih pintar atau lebih kaya.

Semakin cepat kita mulai melakukan 5 hal itu, mudah-mudahan kita akan semakin KEREN ketika pensiun nanti.