Investasi pada Kompetensi Berinvestasi
Imelda Tarigan, DRA, PSY, MBA, CFP®, QWP® | @imelda.t
2 Mins Read
Dari beberapa kasus investasi bodong yang terjadi di Indonesia, pengadilan memutuskan bahwa asetnya disita negara, sehingga investor tidak mendapatkan pengembalian dana investasinya. Hal seperti ini sungguh memprihatinkan, saya turut berbelasungkawa pada mereka yang menjadi korban investasi bodong.
Pada dasarnya, kejadian seperti ini bisa menimpa siapa saja yang dengan lugu memilih investasi hanya berdasarkan pertimbangan potensi keuntungan, lupa mempertimbangkan risiko investasi. Padahal, tidak ada investasi yang tanpa risiko, tapi risiko itu bisa dimitigasi dengan manajemen risiko. Jadi, ketika memilih investasi, jangan hanya menghitung berapa cuan yang akan dihasilkan, tapi pelajari juga berbagai potensi risikonya.
Potensi risiko bisa datang dari mana saja? Dari dalam produk investasi itu sendiri maupun dari lingkungan yang bisa mempengaruhi kinerja investasi. Identifikasi potensi risiko memang bukan hal mudah, tapi bisa dipelajari. Misalnya kalau kita investasi saham, ada Analisa Fundamental dan Analisa Teknikal untuk mengantisipasi potensi keuntungan dan risiko yang mungkin timbul. Semakin canggih produk investasi, apalagi investasi yang menggunakan teknologi digital, semakin banyak yang perlu dikritisi titik potensi risikonya. Pengalaman berinvestasi akan membantu mengasah intuisi prospek sebuah investasi.
Jadi, sebelum berinvestasi, pelajari dengan cermat investasi tersebut. Cari training yang sesuai atau konsultasi pada pihak yang kompeten. Memang butuh waktu dan biaya untuk belajar. Tapi biaya ini akan lebih kecil dibanding kerugian yang timbul akibat kesalahan berinvestasi. Itulah investasi yang paling baik, yaitu berinvestasi pada kompetensi yang membuat kita piawai berinvestasi.
Untuk Anda yang ingin berinvestasi dengan terarah dan sesuai dengan profil dan tujuan keuangan, OneShildt menyediakan berbagai kelas yang bisa diikuti oleh publik. Untuk jadwal kelas terdekat bisa kontak kami di link ini.