Dulu Single Kini Menikah, Prioritaskan Asuransi yang Mana Untuk Keluarga Muda (bagian 2)
Yohanes Lusianto, CFP® | @yohanes_lusianto
2 Mins Read
Pada artikel sebelumnya, keluarga muda bisa melihat berbagai cara mengelola risiko yang berdampak pada keuangan yaitu menerima, menghindari, dan memindahkan risiko.
Dalam memindahkan risiko (risk transfer), ada beberapa jenis proteksi yang perlu menjadi prioritas keluarga muda.
- Proteksi Kesehatan
Risiko sakit adalah yang paling mungkin terjadi dan bisa berulang, serta dapat dialami oleh semua anggota keluarga. Proteksi kesehatan bisa didapatkan dari kantor namun biasanya akan ada batasan-batasan pertanggungan. Maka diperlukan tambahan proteksi asuransi baik dari swasta ataupun dari pemerintah dengan menjadi peserta BPJS Kesehatan. Tujuan dari asuransi kesehatan adalah untuk menggantikan biaya pemulihan kesehatan. Jika anggaran terbatas, maka pastikan apakah proteksi kesehatan dari kantor memadai untuk semua anggota keluarga. Jika belum mencukupi, maka lengkapi dengan menjadi peserta BPJS Kesehatan. Atau jika membutuhkan perawatan yang lebih nyaman dan masih terdapat anggaran yang longgar, bisa ditambahkan dengan asuransi Kesehatan swasta. Pahami istilah penting dalam asuransi Kesehatan.
- Proteksi Jiwa
Proteksi jiwa diperlukan jika ada tanggungan yang masih bergantung secara finansial terhadap pencari nafkah (misalnya anak, pasangan, orang tua, saudara, dll). Perusahaan asuransi akan memberikan sejumlah uang pertanggungan jika terjadi risiko meninggal bagi pencari nafkah. Uang pertanggungan ini dapat dimanfaatkan di dalam masa transisi untuk bertahan secara finansial hingga keluarga yang ditinggalkan bisa mulai beradaptasi dan memperoleh penghasilan.
Untuk menentukan besaran uang pertanggungan yang ideal untuk dimiliki dapat melihat beberapa faktor-faktor berikut yang bisa diringkas menjadi akronim kata LIFE (Kehidupan).
-
- Loan (Utang): Kewajiban utang yang belum lunas dan tidak ditanggung asuransi, uutang kartu kredit, uutang kepada teman atau keluarga, KTA, pinjaman Online.
- Income Replacement (Pengganti Penghasilan): Biaya Hidup / biaya bulanan untuk periode waktu ke depan (contoh untuk 10 tahun)
- Final expenses: Biaya-biaya akhir seperti pemakaman, pertemuan doa, ibadah, biaya balik nama untuk aset.
- Estate: warisan bagi keluarga yang ditinggalkan (misalnya untuk memenuhi kebutuhan dana pendidikan, pensiun bagi pasangan, dll)
Anda dapat melakukan simulasi uang pertanggungan yang dibutuhkan di kalkulator proteksi diri dan keluarga di sini.
- Proteksi Penyakit Kritis
Risiko mengidap penyakit kritis tidak hanya berdampak kepada biaya besar untuk pemulihan kesehatanm namun juga ada risiko kehilangan pekerjaan atau sumber penghasilan. Maka dari itu, dibutuhkan proteksi atas penyakit kritis yang biasanya berupa dana sekaligus (lump sum) sebagai pengganti penghasilan (income replacement). Anda juga perlu memperhatikan beberapa hal dalam polis asuransi penyakit kritis.
- Proteksi Aset
Kepemilikan aset rumah, kendaraan dan barang-barang berharga seperti koleksi barang antik membutuhkan perlindungan asuransi untuk melindungi dari risiko kebakaran, tabrakan, atau kehilangan. Untuk proteksi atas barang bergerak umumnya memiliki biaya premi yang lebih tinggi daripada barang tidak bergerak. Perluasan pertanggungan misalnya untuk risiko kebanjiran, gempa bumi, dan huru-hara umumnya akan menambah premi yang harus dibayarkan.
Jadi sebaiknya seperti apa prioritas dalam memilih proteksi?
Dalam menentukan prioritas proteksi yang akan dipilih bergantung kepada kondisi pengelolaan keuangan saat itu. Secara umum, alokasi keuangan dari penghasilan untuk kebutuhan, kewajiban, investasi dan proteksi bisa sebagai berikut:
- Tabungan dan Investasi : minimal 10%
- Kebutuhan Hidup : 40%-60%
- Batas Cicilan : 15-35%
- Proteksi : 5%-10%
Pengalokasian tersebut bukan sesuatu yang kaku, namun merupakan gambaran ideal untuk pembagian pengelolaan keuangan. Prioritas untuk proteksi kemudian dapat mempertimbangkan tujuan keuangan keluarga muda baik jangka pendek, menengah ataupun jangka panjang. Pertimbangan lain dapat juga dari sisi sumber penghasilan yang sendiri, berdua atau beberapa sumber termasuk penghasilan pasif. Tidak lupa juga adalah jumlah tanggungan di dalam keluarga.
Misalnya keluarga muda yang tidak memiliki tanggungan orang tua dan belum memiliki anak serta masing-masing punya penghasilan pribadi, mungkin belum membutuhkan asuransi jiwa, sepanjang tidak mempunyai utang yang akan membebani pasangan. Sedangkan bagi keluarga muda yang punya anak masih kecil dan hanya punya satu sumber penghasilan akan lebih membutuhkan asuransi jiwa.
Perencanaan keuangan bagi keluarga muda sangatlah penting karena akan menjadi dasar untuk membangun tujuan keuangan keluarga di masa depan.