Menyiapkan Dana Hari Tua untuk Generasi Milenial
Agustina Fitria A, CFP® | @afitria_cfp
5 Mins Read
Bagi generasi milenial, mempersiapkan dana hari tua mungkin belum terlintas dalam benak karena masih lebih fokus memikirkan kebutuhan dan keinginan masa kini. Sementara itu buat gen X, bayang-bayang pensiun sudah di depan mata. Sebuah survei yang dilakukan oleh HSBC di Indonesia terhadap 1000 responden pada tahun 2019 menunjukkan bahwa 68% responden menginginkan hidup pensiun yang nyaman, tetapi hanya 30% responden yang sudah aktif menyisihkan untuk dana hari tua. 3 dari 4 responden berpikir untuk mendapatkan bantuan finansial dari anak saat sudah pensiun, tetapi kenyataannya hanya 1 dari 3 responden yang mendapatkannya.
Suka atau tidak, masa pensiun akan datang dengan berbagai tantangannya. Saat pendapatan berkurang atau bahkan tidak ada sama sekali, para pensiunan dihadapkan pada kenyataan biaya kesehatan yang meningkat karena penurunan kondisi fisik, biaya hidup yang meningkat karena inflasi, dan berbagai keinginan yang ingin diwujudkan di masa pensiun.
Untuk bisa punya hidup hari tua yang sejahtera, Anda perlu membuat perencanaan yang matang. Bagi generasi milenial, Anda punya waktu 13-30 tahun untuk mempersiapkan dana hari tua. Jangan sia-siakan waktu dan penghasilan Anda supaya bisa meraih hidup sejahtera kini dan nanti. Berikut tahapan perencanaannya:
- Buat gambaran hidup pensiun seperti apa yang Anda harapkan? Misalnya lebih sering travelling, mengelola usaha, aktivitas sosial, pindah ke luar kota / ke luar negeri, dll.
- Hitung biaya hidup saat pensiun. Menurut Financial Planning Standard Board acuan sekitar 70%-80% dari biaya hidup saat ini jika Anda punya waktu 20 tahun menjelang pensiun. Acuan ini mempertimbangkan ada pengeluaran yang berkurang (cicilan utang, biaya hidup anak, tabungan/investasi), namun ada juga pengeluaran yang bertambah (biaya kesehatan, pajak tahunan untuk rumah dan kendaraan). Kecuali jika Anda sudah merencanakan berbeda seperti pindah ke kota yang lebih kecil sehingga pengeluaran bisa lebih rendah lagi. Tambahkan juga biaya untuk melakukan aktivitas pada poin 1 di atas.
- Perhitungkan faktor inflasi yang terjadi mulai dari saat ini hingga berakhirnya usia harapan hidup.
- Cek profil risiko Anda dalam berinvestasi saat ini. Umumnya profil risiko saat pensiun akan lebih konservatif daripada saat usia produktif. Misalkan saat ini masuk kategori investor agresif, maka saat pensiun umumnya akan menjadi moderat. Buat asumsi return investasi sesuai profil risiko tersebut.
- Gunakan kalkulator dana hari tua di aplikasi OSplan atau di klik link kalkulator ini untuk mengetahui jumlah dana pensiun yang dibutuhkan.
- Cek sumber dana pensiun yang diharapkan tersedia pada saat pensiun datang, seperti JHT dan Jaminan Pensiun dari BP Jamsostek, DPLK/DPPK dari perusahaan saat ini bekerja, nilai tunai asuransi atau anuitas yang bisa cair saat pensiun (jika ada), aset-aset investasi yang ada saat ini.
- Hitung berapa kekurangannya (poin 5 – poin 6).
- Siapkan strategi untuk mencukupinya, misalnya:
-
- berinvestasi secara berkala sedini mungkin, minimal 10% dari penghasilan dan terus ditingkatkan seiring dengan bertambahnya penghasilan. Semakin cepat Anda ingin pensiun, maka semakin besar dana yang harus disisihkan untuk investasi.
- fenomena generasi milenial yang sering berpindah kerja, dapat menyebabkan pesangon pensiun yang akan diterima dari perusahaan tidak optimal, oleh karena itu sangat penting untuk menghitung ulang kekurangan dana pensiun dan meningkatkan kemampuan investasinya.
- hidup sesuai kemampuan sesuai dengan prioritas kebutuhan dan minimalkan utang konsumtif agar lebih banyak berinvestasi.
- menjadi peserta BPJS Kesehatan atau punya polis asuransi kesehatan sendiri yang bisa menanggung hingga usia harapan hidup ditambah dengan dana kesehatan untuk rawat jalan.
Ingin mengetahui lebih detil untuk perencanaan dana pensiun? Daftar ke kelas OSFP course dari OneShildt Academy di link ini atau untuk hubungi kami untuk berkonsultasi langsung dengan perencana keuangan OneShildt.