Tips Terlepas dari Jeratan Utang

Ully Safitri, CFP®, CHRP | @ully.safitri

5 Mins Read


Beberapa tahun yang lalu, ketika kita kesulitan keuangan, biasanya kita meminjam kepada orang tua, saudara, atau teman dekat. Kini dengan banyaknya aneka fasilitas kredit dari berbagai lembaga keuangan baik bank maupun non bank, dari kartu kredit, KTA (Kredit Tanpa Agunan), hingga kemudahan mengajukan pinjaman online tanpa agunan membuat banyak masyarakat menjadikan fasilitas ini sebagai pilihan, sehingga tidak perlu menahan malu ketika meminjam uang dari kenalan.

Namun seperti dua sisi mata uang, kemudahan memperoleh pinjaman ini juga menjadikan banyak dari kita terjerat utang konsumtif. Lalu bagaimana cara mengatasinya, ikuti tips berikut ini:

  1. Hadapi kenyataan bahwa Anda terlilit utang, dan Anda harus bertanggung jawab melunasi semua utang-utang Anda.
  2. Tuliskan semua utang yang Anda miliki, lengkap dari mulai sisa utang, periode utang berapa lama lagi, dan berapa bunga masing-masing utang tersebut. Prioritaskan melunasi yang jumlah pinjaman tinggal sedikit, setelahnya prioritaskan melunasi yang bunganya paling besar. Dengan cara ini, Anda akan memetakan prioritas pembayaran utang dan melihat solusi pelunasan dengan jelas.
  3. Jangan lari ketika Debt Collector menelepon Anda, tugas mereka ialah menagih utang, dan berdasarkan pengalaman mereka, nasabah akan membayar jika ditagih dengan cara-cara yang tegas. Misal, jika sebelumnya cicilan di angka satu juta rupiah, namun Anda sanggupnya 200 ribu rupiah per-bulan. Hadapi mereka dengan tenang, jelaskan situasi kesulitan keuangan Anda apa adanya dan minta restrukturisasi utang.
  4. Ubah pola pikir Anda, utang bukan jalan keluar ketika kepepet situasi keuangan, apalagi jika sekedar untuk utang konsumtif seperti makan di restoran mewah atau membeli tas bermerek. Kartu kredit itu bukan extra cash di dompet, ubah pola pikir dimana utang harus jelas tujuannya, sehingga Anda akan berpikir dua kali sebelum menggesek kartu kredit atau mengajukan pinjol.
  5. Setelah membulatkan tekad untuk membayar utang, buatlah anggaran. Tuliskan semua pengeluaran Anda sebelum tanggal gajian, jika pengeluaran melebihi pendapatan, lihat kembali rencana anggaran Anda, tentukan prioritas, mana yang bisa dihilangkan atau ditunda pembeliannya, tanyakan hal ini untuk setiap poin pengeluaran “Apakah jika saya tidak membeli ini, maka saya akan mati keesokan hari?”
  6. Cari pendapatan tambahan, jika sudah jelas bahwa pengeluaran Anda memang penting semua sementara pendapatan Anda tidak memadai, maka saatnya Anda berpikir untuk mencari pendapatan tambahan. Bisa dari menjual barang-barang yang sudah tidak terpakai, menggadaikan atau menjual perhiasan, mencari pekerjaan dengan gaji lebih besar, atau mencari pekerjaan dekat rumah sehingga hemat ongkos transportasi. Atau mencari side hustle, dengan pekerjaan tambahan di luar pekerjaan tetap Anda, konversi bakat dan keahlian Anda menjadi extra income, bisa menjadi MC, membuat akun youtube atau tik-tok yang dimonetisasi, menerima PO (pre-order) masakan, atau menjadi agen asuransi.
  7. Jangan menjadikan trading, atau investasi instan sebagai tambahan penghasilan. Trading berpotensi menghasilkan banyak keuntungan, namun risiko kerugian di trading juga sangat besar, jangan sampai menginvestasikan uang Anda yang sedikit ke investasi quick money tapi berujung investasi bodong atau investasi merugi. Pastikan Anda tidak over spending selama perjalanan melunasi utang ini, ikuti anggaran yang sudah dibuat, jaga hati, pikiran dan dompet, jika tidak perlu, tak usah dibeli.
  8. Terakhir, jangan melunasi utang dengan utang, apalagi pinjaman yang prosesnya kilat dan mudah, biasanya bunganya besar, sehingga akan membuat Anda semakin terjerat utang.

Jika Sobat OneShildt masih bingung dalam membuat alokasi anggaran, unduh aplikasi OS Plan dari OneShildt di sini, sehingga kamu bisa memperoleh panduan, berapa besar anggaran untuk setiap pos pengeluaran dan berapa maksimal utang yang boleh Anda miliki sesuai kemampuan keuangan Anda saat ini.