Anti Boros! Hindari Impulsive Buying Dengan Cara Ini

Aziza Fitriani, CFP® QWP® AEPP®AWP® | @azizafauzy

5 Mins Read


Perkembangan jaman yang semakin canggih membuat banyak segala sesuatu hal menjadi lebih mudah, kemudahan berbelanja salah satunya. Saat ini orang cukup berdiam di rumah dan berbelanja apa saja melalui daring. Tentu saja hal seperti ini dapat memberikan dampak positif dan negatif, tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Berbelanja memang mengasyikkan, namun ketika dilakukan tidak sesuai dengan kebutuhan, tanpa pertimbangan yang matang, serta serba mendadak dan tergesa-gesa, maka inilah yang disebut “impulsive buying

Apa sih sebenarnya penyebab “impulsive buying” ini terjadi?

Perilaku Impulsive buying terjadi biasanya dikarenakan beberapa faktor, diantaranya adalah maraknya promo, diskon, cashback, strategi sales dan lain sebagainya yang dilakukan oleh para penjual barang dan jasa sebagai bagian dari strategi marketing untuk meraup keuntungan bagi usaha yang mereka lakukan. Tentu saja ini sah-sah saja sebagai bagian dari pemasaran. Namun dari sisi konsumen, ketika tidak dilakukan dengan bijak, maka akan berdampak pada arus kas pribadi para konsumen, yang tidak jarang berbuntut pada pengeluaran yang jauh lebih besar daripada pemasukan.

Kemudahan teknologi juga salah satu penyumbang terjadinya impulsive buying saat ini, karena strategi pemasaran yang dilakukan oleh para penjual dengan mudah muncul dalam bentuk iklan melalui gadget yang kita gunakan sehari-hari, baik dari email, media sosial, endorse, atau ragam aplikasi lainnya dengan sajian yang begitu menarik, sehingga terbentuklah rasa ingin membeli berbagai macam produk dan jasa yang ditawarkan walaupun mungkin saja orang tersebut sedang tidak membutuhkannya. Bahkan ketika tidak memiliki cukup uang, seseorang mengambil jalan pintas dengan cara berutang. Jika sudah seperti ini, hati-hati Anda bisa terjebak menumpuknya utang dan gagal merencanakan keuangan Anda.

Lalu bagaimana cara menghadapi dan menghindari berbelanja secara impulsive?

  1. Dapat membedakan antara needs (kebutuhan) dan wants (keinginan)

Seseorang harus dapat membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan adalah sesuatu yang harus dipenuhi, yang apabila tidak dipenuhi maka akan berdampak terhadap kelangsungan hidup seseorang. Sedangkan keinginan adalah sesuatu yang apabila tidak terpenuhi tidak berdampak pada kelangsungan hidup seseorang, keinginan tidak harus dipenuhi dan hanya sebagai tambahan.

Seperti Anda membutuhkan gadget sebagai alat komunikasi, namun Anda tentu tidak perlu kerap kali membeli gadget keluaran terbaru setiap saat.

  1. Membeli barang harus dengan pertimbangan yang matang dengan skala prioritas

Berpikirlah berulang kali ketika ingin membeli produk atau jasa. Mana yang benar-benar Anda butuhkan dan sifatnya wajib.

  1. Tidak berutang

Sebaiknya jangan berutang, apalagi ketika anda membeli barang konsumtif. Kalaupun ada dananya, Anda tetap harus berpikir dan mempertimbangkan terlebih dahulu. Berutang untuk membeli barang konsumtif hanya akan menumpuk kredit yang akan berdampak pada perencanaan keuangan Anda.

  1. Harus punya tujuan keuangan yang jelas

Selalu kembali ingat akan tujuan keuangan yang Anda miliki. Jika Anda telah menetapkan tujuan keuangan , maka setiap Anda ingin membeli sesuatu, biasanya Anda akan lebih bijak menyikapinya.

  1. Susun ulang anggaran dan lakukan review secara berkala

Catat setiap bulan pengeluaran dan pemasukan Anda, dengan begitu Anda dapat melihat pos-pos mana yang perlu ditambah atau dikurangi. Pastikan semua pengeluaran sesuai dengan anggara (on track). Lihat contoh anggaran ideal di kalkulator Anggaran Rumah Tangga ini

  1. Buat anggaran pribadi setiap bulan

Dengan mencatat semua pengeluaran dan pemasukan, artinya Anda dapat melihat berapa besar pos yang bisa digunakan untuk memenuhi wants Anda. Jadi bukan berarti sama sekali tidak boleh memenuhi wants, akan tetapi Anda bisa tahu batas yang bisa dianggarkan asalkan tidak berlebihan.

  1. Menyeleksi aplikasi market place.

Memasang aplikasi belanja online hendaklah lebih selektif, tidak perlu memasang semua aplikasi belanja yang malah dapat membuat Anda semakin impulsif.

  1. Mulai bergabung dengan komunitas yang memiliki kesamaan visi yaitu merencanakan keuangan untuk masa depan yang lebih baik.

Bergabung dengan orang-orang yang positif adalah salah satu cara membuat diri kita menjadi pribadi yang lebih baik. Karena tak jarang prilaku impulsif ini dilakukan oleh seseorang hanya karena sekelilingnya juga melakukan hal yang sama. Sebaiknya jangan pernah membeli sesuatu hanya karena ingin orang lain melihat kita seolah lebih baik. Hidup sederhana dan sesuai kemampuan justru membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik.