Tips Investasi di Tengah Gelombang Ekonomi

Tim Jendela Investasi

10 Mins Read


Dalam Jendela Investasi sebelumnya, kami melihat bahwa tahun 2022 adalah tahun perbaikan, tahun turning around, dan sebagaimana yang kami perkirakan, tahun 2022 akan menjadi tahun yang penuh gelombang ketidakpastian. Masa turning around memang masa yang kritikal, jika tidak hati-hati akibatnya akan terjadi kecelakaan. Seperti ketika kita berkendara dan akan melakukan turning around, kita harus ekstra hati-hati. Masa penuh gelombang, bukan lah alasan untuk menghentikan investasi, sebaliknya investasi harus tetap menjadi gaya hidup. Tapi tentu saja ada caranya..! Jangan lupa pakai safety net.

Kunci dari optimalisasi berinvestasi adalah DIVERSIFIKASI, sebagai safety net. Artinya, kita harus membagi portofolio investasi kita dalam beberapa jenis aset yang berbeda, yang bahkan saling tidak berkorelasi sehingga kalau satu aset nilai nya menurun, kita masih punya aset lain yang nilainya naik. Jadi, pada akhirnya secara akumulatif, nilai aset kita masih tetap bertumbuh walaupun mungkin tidak sekencang dalam situasi normal. Namun ini lebih baik dari pada tidak berinvestasi sama sekali.

Berikut ini kami sampaikan beberapa aset yang korelasinya negatif sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam meramu portofolio aset Anda. Kami juga menyampaikan metode perhitungan sehingga kami sampai pada kesimpulan bahwa :

  • IHSG (Index Harga Saham Gabungan) berkorelasi negatif dengan harga emas
  • Ramuan portofolio yang paling “aman” adalah IHSG sebesar 34% dan Antam 66%
  • Ramuan portofolio ini tentu saja merupakan ramuan yang cocok untuk anda yang toleransi terhadap risiko (risk profile) menengah cenderung konservatif, sedangkan untuk Anda yang memiliki risk profile agresif, tentu saja akan lebih tertarik untuk memanfaatkan gelombang untuk mencari keuntungan.

Berikut ini adalah data dan analisis yang melatarbelakangi kesimpulan kami tersebut.

Berdasarkan data pengamatan secara bulanan sejak Januari 2016 hingga Desember 2021 atas beberapa jenis investasi yaitu: saham (diwakili oleh IHSG), emas logam mulia (diwakili oleh harga LM Antam 1 gram), emas spot (diwakili oleh harga LBMA gold), dan forex USD/IDR, diperoleh grafik sebagai berikut:

Dari data-data tersebut diperoleh koefisien korelasi linier sebagai berikut:


Koefisien korelasi menggambarkan kekuatan hubungan linier antara dua
variable (dalam hal ini harga pasar dari suatu investasi). Jika koefisien korelasi bernilai positif artinya kedua variable bergerak searah, dan sebaliknya jika negatif maka kedua variable bergerak berlawanan arah. Sedangkan jika koefisien korelasi bernilai nol berarti kedua variable tidak memiliki hubungan.

Untuk mendapatkan efek diversifikasi, maka disarankan untuk memilih investasi yang saling berkorelasi negatif. Yang artinya pada saat satu aset mengalami penurunan harga maka aset lainnya berkebalikan arah (mengalami kenaikan harga). Dengan demikian kerugian yang dialami dari satu aset bisa dikompensasi dengan keuntungan dari aset lainnya.

Dari data tersebut tampak bahwa FX USD/IDR berkorelasi positif yang cukup besar (lebih dari 0,6) dengan harga emas (Antam maupun LBMA) dan berkorelasi positif yang lemah dengan IHSG karena bernilai kurang dari 0,4.

Korelasi negatif ditemukan antara emas (Antam atau LBMA) dengan IHSG. Namun demikian nilai korelasi negatif yang dihasilkan termasuk dalam kategori sangat lemah 0,1.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa efek diversifikasi risiko akan diperoleh jika melakukan investasi pada saham (portfolio seperti IHSG) dan emas Antam. Untuk mendapatkan bobot yang optimal yang menghasilkan tingkat risiko minimal dapat menggunakan formula berikut:

Dimana:

Bobot (s) = Bobot saham

= standar deviasi emas

= standar deviasi saham

= koefisien korelasi saham & emas

Berdasarkan data historis yang ditampilkan pada grafik maka dapat dihitung estimasi risiko (yang tercermin dari nilai standar deviasi), maka rata-rata standar deviasi IHSG dan emas Antam berturut-turut adalah 8,00% dan 5,68% per tahun dengan korelasi -0,0445. Sehingga diperoleh bobot saham optimal sebesar 34% dan bobot emas sebesar 66%.

Disclaimer

PERHATIAN

Pandangan yang diungkapkan, termasuk hasil dari kejadian di masa depan, adalah pendapat tim Jendela Investasi OneShildt hanya pada 7 Februari 2022, dan tidak akan direvisi untuk kejadian setelah dokumen ini diserahkan kepada editor untuk dipublikasikan. Pernyataan di sini tidak mewakili, dan tidak boleh dianggap sebagai, nasihat investasi. Anda tidak boleh menggunakan artikel ini untuk tujuan investasi. Artikel ini mencakup pernyataan berwawasan ke depan untuk peristiwa masa depan yang mungkin atau mungkin tidak berkembang sesuai pendapat penulis. Sebelum membuat keputusan investasi, Anda harus berkonsultasi dengan penasihat investasi, bisnis, hukum, pajak, dan penasihat keuangan Anda sendiri.

Tim Jendela Investasi:

  1. Imelda Tarigan, DRA, PSY, MBA, CFP®
  2. Budi Raharjo, CFP®, QWP®, AEPP®, MCHT
  3. Mohamad Andoko, MM, CFP®, QWP®, AEPP®, MCHT
  4. Erlina Juwita, MM, CFP®, QWP®, CSA®
  5. Agustina Fitria Aryani, CFP®, QWP®, AEPP®, CSA®
  6. Rahma Mieta, SE, M.Si, CFP®
  7. Lusiana Darmawan, S.Kom, CISA, CFP®, CSA®