Jelang Akhir Tahun Dengan Cermat
Tim Jendela Investasi
10 Mins Read
Pada bulan Oktober 2021 ini situasi ekonomi global masih penuh dinamika perjuangan untuk pemulihan ekonomi.

Angka jobless claim di US mulai menunjukkan penurunan yang signifikan ke angka 4.8% mendekati angka normal sebelum pandemi yakni 2.5% -3%, angka inflasi mencapai 5.4% yang merupakan angka tertinggi dalam 25 tahun terakhir, dan defisit anggaran belanja pemerintah di akhir 2020 mencapai angka -14.90% dari GDP, yang merupakan defisit terdalam selama sejarah negara tersebut. Perlu dicermati apakah ini artinya the FED akan memulai tapering nya dalam waktu yang lebih segera dari yang diprediksi??

Di lain belahan dunia yang merupakan raksasa ekonomi Asia yakni Tiongkok juga mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. GDP pada kuartal ketiga 2021 menurun tajam menjadi 4.9% dari kuartal sebelumnya yang masih tumbuh 7.9%. Isu kurang baik juga berhembus dari sektor properti di negara tirai bambu itu, di mana perusahaan real estate terbesarnya gagal memenuhi kewajiban pembayaran utang. Ada pertanyaan berikutnya, apakah ada perusahaan real estate lainnya yang juga punya peluang kegagalan seperti ini namun belum terungkap?? Antisipasi terhadap kejatuhan seperti subprime mortgage tahun 2008 apakah layak untuk dicermati??

Dari dalam negeri sendiri, di Indonesia, defisit anggaran pemerintah kita juga sudah mencapai angka -6.5% yang merupakan angka defisit terdalam selama 30 tahun terakhir ini. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi dalam kuartal ketiga tahun 2021 ini menunjukkan perbaikan ekonomi sebesar 7.07% yang mengindikasikan berakhirnya masa resesi, ada setitik harapan di sana, terlebih lagi dengan semakin menurunnya angka penularan Covid 19 sehingga harapan akan terus bergulirnya bisnis di sektor real semakin besar.

Lalu bagaimana sebaiknya kita mencermati semua ini ?? Kita harus jujur bahwa dunia investasi pada aset kertas atau aset keuangan sangat banyak dipengaruhi oleh kondisi makro global. Peristiwa yang terjadi pada negara-negara besar akan sangat berpengaruh pada aliran investasi di bursa saham dan obligasi negara kita, meskipun seandainya kegiatan bisnis kita baik-baik saja tapi kalau terjadi keguncangan di bursa global, maka bursa kita pun akan ikut terguncang. Oleh karenanya, untuk lebih berhati-hati mengantisipasi perubahan kebijakan global, ada baiknya untuk mengurangi porsi portofolio di aset kertas, terutama saham perusahaan papan atas yang banyak dipegang oleh investor global. Untuk investor dengan risk profile konservatif, pilihan investasi yang paling memungkinkan adalah di instrumen pasar uang misalnya Reksa Dana Pasar Uang atau Surat Utang Pemerintah. Bagi investor dengan risk profile moderat alokasi portofolio pada Surat Utang Pemerintah juga dapat disarankan untuk diperbesar. Campuran saham boleh menjadi pilihan untuk jangka panjang, terutama pada saham-saham yang pergerakannya masih melandai seperti sektor properti. Untuk para investor yang lebih menyukai tantangan pilihan pada saham lapis kedua dengan fundamental kuat dapat dijadikan pilihan karena jika terjadi outflow dana investor asing dari bursa kita, biasanya saham lapis kedua ini akan menjadi lebih lincah pergerakannya.
Selain itu investasi pada sektor bisnis real dengan menggunakan media digital juga dapat dijadikan pilihan para investor yang risk taker, misalnya Peer-to Peer Lending atau Equity Crowdfunding. Dalam hal ini analisis terhadap rencana bisnis dan prospektusnya harus dilakukan dengan hati-hati, termasuk tentu saja analisis aspek legal. Adapun portofolio emas dapat dipertimbangkan oleh semua investor untuk dijadikan alternatif dalam portofolio karena dalam situasi gunjang-ganjing, justru aset emas lah yang menjadi penyelamat.
Secara umum, kita boleh berharap perbaikan ekonomi nasional, namun kita tidak dapat menghindar dari dampak global yang mungkin saja terjadi. Dalam berinvestasi, kehati-hatian dan pertimbangan cermat akan sangat membantu dalam merencanakan investasi yang adaptif terhadap setiap situasi.
Disclaimer
PERHATIAN
Pandangan yang diungkapkan, termasuk hasil dari kejadian di masa depan, adalah pendapat tim Jendela Investasi OneShildt hanya pada 19 Oktober 2021, dan tidak akan direvisi untuk kejadian setelah dokumen ini diserahkan kepada editor untuk dipublikasikan. Pernyataan di sini tidak mewakili, dan tidak boleh dianggap sebagai, nasihat investasi. Anda tidak boleh menggunakan artikel ini untuk tujuan investasi. Artikel ini mencakup pernyataan berwawasan ke depan untuk peristiwa masa depan yang mungkin atau mungkin tidak berkembang sesuai pendapat penulis. Sebelum membuat keputusan investasi, Anda harus berkonsultasi dengan penasihat investasi, bisnis, hukum, pajak, dan penasihat keuangan Anda sendiri.
Tim Jendela Investasi:
- Imelda Tarigan, DRA, PSY, MBA, CFP®
- Budi Raharjo, CFP®, QWP®, AEPP®, MCHT
- Mohamad Andoko, MM, CFP®, QWP®, AEPP®, MCHT
- Rahma Mieta, SE, M.Si, CFP®
- Erlina Juwita, MM, CFP®, QWP®, CSA®
- Agustina Fitria Aryani, CFP®, QWP®, AEPP®, CSA®
- Lusiana Darmawan, S.Kom, CISA, CFP®, CSA®