Simpan Dana di Deposito atau SBR?

Agustina Fitria A, CFP® | @afitria_cfp

5 Mins Read


Anda punya dana dan ingin mencari instrumen yang aman? Saat ini ada pilihan yaitu Surat Berharga Negara (SBN) Ritel seri SBR010 atau Deposito Berjangka. Lalu, mana yang sesuai dengan Anda? Simak dulu fitur dan risikonya di bawah ini.

Deposito Berjangka

Instrumen ini memiliki berbagai pilihan jangka waktu mulai dari 1 bulan hingga 1 tahun, dan mudah dicairkan sebelum jatuh tempo tapi dengan konsekuensi penalty atau bunga berjalan tidak dibayar. Dengan kemudahan seperti itu dan jangka waktu penempatan yang pendek, maka deposito  berjangka memberikan imbal hasil paling rendah, sebagai contoh saat ini pada periode 29 Mei 2021- 29 Sep 2021 suku bunga maksimum penjaminan LPS adalah 4% per tahun. Selain itu ada pajak penghasilan atas bunga deposito sebesar 20%, sehingga bunga net yang Anda terima menjadi 3,2% per tahun. Jika dana di deposito berjangka diperpanjang otomatis, maka ada risiko Anda mendapatkan hasil yang lebih rendah jika Bank menurunkan suku bunga. Tetapi jika tren suku bunga meningkat, maka Anda akan bisa menikmati hasil yang lebih tinggi. Apabila bunga deposito berjangka tidak Anda gunakan untuk konsumsi, pilihlah fitur memperpanjang secara otomatis yang ditambahkan ke pokok deposito berjangka sehingga hasilnya lebih optimal.

Menempatkan dana di Bank dalam bentuk deposito berjangka berarti ada risiko apabila Bank tersebut dilikuidasi. Namun hal ini diantisipasi dengan menempatkan dana dengan suku bunga tidak lebih tinggi daripada penjaminan LPS.

  
SBR010

Likuiditas adalah titik lemah instrumen ini tetapi mampu dikompensasi dengan imbal hasil yang lebih baik daripada deposito berjangka. Instrumen ini cocok jika Anda menempatkan dana minimal 1 tahun dan maksimal 2 tahun, karena SBR memiliki jangka waktu 2 tahun dan hanya bisa dicairkan maksimal 50% pada waktu periode early redemption, yaitu 1 tahun setelah penerbitan, sedangkan sisanya akan cair pada saat jatuh tempo. Dengan jangka waktu yang lebih panjang dan tidak sefleksibel deposito, maka dikompensasi dengan kupon yang lebih tinggi. Untuk SBR010 yang mulai ditawarkan pada 21 Juni 2021 – 15 Juli 2021 memiliki kupon 5,1% per tahun dan pajak penghasilan atas kupon sebesar 15% sehingga Anda akan menerima kupon net sebesar 4,33% per tahun.

SBR010 memberikan kupon yang bisa berubah yaitu sebesar suku bunga acuan (BI 7days Reverse Repo Rate) + 1,6% namun tidak lebih rendah daripada 5,1%. Artinya, pada saat suku bunga acuan naik, kupon yang dibagikan kepada investor akan naik, tetapi jika suku bunga acuan turun, maka kupon yang diberikan minimal 5,1%. Sehingga membeli SBR010 dapat membatasi risiko suku bunga. Namun, untuk memperoleh hasil maksimal Anda perlu melakukan reinvestasi kupon ke instrumen lain karena kupon SBR010 akan masuk secara otomatis ke rekening tabungan sehingga rawan dikonsumsi.

Risiko gagal bayar pada instrumen ini sangat minimal karena dijamin oleh Undang-undang. Namun penempatan oleh satu investor dibatasi hingga maksimal Rp3Miliar.

Kesimpulannya, jika likuiditas dan reinvestasi menjadi target Anda, maka deposito lebih sesuai untuk Anda. Tetapi jika penghasilan rutin dalam jumlah yang lebih besar menjadi target Anda maka SBR010 layak menjadi pilihan Anda.