Ketahui Keunggulan dan Risiko Investasi di SBN Ritel sebelum Beraksi
Lusiana Darmawan, S.Kom, CISA, CFP® | @lusianadarmawan
5 Mins Read
Di artikel sebelumnya, kita sudah mengenal instrumen investasi berupa Surat Berharga Negara (SBN) Ritel dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Ritel. Di edisi kali ini Anda bisa mengetahui lebih detil mengenai karakteristik dari masing-masing produk yang tergolong SBN Ritel agar Anda bisa memilih yang sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
Produk yang tergolong SBN Ritel adalah ORI (Obligasi Ritel) dan SBR (Saving Bond Retail) memiliki karakteristik sebagai berikut:
Karakteristik | ORI | SBR |
Skema | Surat pengakuan utang negara | Surat pengakuan utang negara |
Jangka waktu (tenor) | 3 tahun | 2 tahun |
Imbal hasil bagi investor | – Kupon tetap (fixed)
– Kupon dibayarkan setiap bulan |
– Kupon mengambang (floating with floor) mengikuti BI 7-days Reverse Repo Rate* dengan jaminan kupon minimal*°
– Kupon dibayarkan setiap bulan |
Minimal dan maksimal transaksi | Pembelian minimal 1 juta dan kelipatan, maksimal 3 Miliar | Pembelian minimal 1 juta dan kelipatan, maksimal 3 Miliar |
Pajak atas imbal hasil / kupon | PPh final 15% | PPh final 15% |
Jika investor butuh dana sebelum jatuh tempo | – Dapat diperdagangkan di pasar sekunder
– Dapat dijadikan jaminan kredit |
Tidak dapat diperdagangkan namun dapat dicairkan sebelum jatuh tempo pada waktu dan jumlah yang ditetapkan oleh Pemerintah |
Keunggulan | – Investasi sekaligus membantu negara
– Potensi capital gain jika dijual di pasar sekunder sebelum jatuh tempo dengan harga lebih tinggi dari harga beli |
– Investasi sekaligus membantu negara
– Potensi memperoleh imbalan hasil yang lebih besar jika ada kenaikan suku bunga acuan dan investor dilindungi dengan adanya kupon/imbalan minimal |
Risiko bagi investor | Risiko Pasar: Kehilangan sejumlah dana pokok jika ingin dijual sebelum jatuh tempo saat harganya di bawah nominal beli. | Risiko Likuiditas: Hanya bisa menerima pelunasan pokok sebelum jatuh tempo (early redemption) maksimal 50% dari pembelian awal. |
Jadi ORI sesuai bagi Anda yang memiliki jangka waktu investasi 3 tahun dengan penghasilan tetap setiap bulan, namun ingin juga memanfaatkan potensi keuntungan saat harganya naik di atas nominal beli. Sedangkan SBR lebih cocok untuk Anda yang memiliki jangka waktu investasi 2 tahun dengan penghasilan tetap dan berpotensi meningkat setiap bulan (jika suku bunga acuan naik) meskipun nominal investasi Anda tidak bisa dijual sewaktu-waktu.
Profil investor yang sesuai untuk ORI dan SBR adalah orang yang ingin memperoleh passive income otomatis masuk ke rekening tabungan setiap bulan, atau investor pemula yang baru mengenal pasar modal, atau untuk tujuan investasi maksimal 3 tahun.
Bagi investor yang suka dengan risiko tinggi, ORI dan SBR bisa jadi salah satu produk untuk diversifikasi investasi, karena umumnya pergerakan harga ORI berkebalikan dengan pergerakan harga saham sehingga pada saat sebagian portfolio saham sedang menurun, bisa dikompensasi sebagian dengan kenaikan harga ORI. Selain itu, ORI dan SBR bisa dijadikan instrumen pengaman saat dana investasi sudah mencapai target namun kebutuhan pencairannya masih kurang dari 3 tahun lagi.
Dari sisi perpajakan, baik kupon ORI maupun SBR memiliki pajak penghasilan (PPh) yang lebih rendah (15%) daripada pajak penghasilan atas bunga deposito (20%). Selain itu, karena pajaknya bersifat final, maka penghasilan atau kupon ORI, SBR, dan bunga deposito tidak termasuk penghasilan yang dikenakan tarif progresif dan cukup melaporkan saja di SPT.
Jadi, apakah Anda profil investor yang cocok dengan ORI atau SBR?