Cerdas Atur Keuangan Saat Ramadan
Erlina Juwita, MM, CFP®, QWP® | @erlrights
5 Mins Read

Menurut OVO Market Research Survey terhadap 469 responden mengenai perilaku dalam mengelola keuangan, diketahui bahwa ternyata 6 dari 10 masyarakat Indonesia mengaku sulit mengatur keuangan Ramadan selama pandemi. Hal ini disebabkan salah satunya karena mereka menilai bahwa pandemi membuat kebutuhan menjadi lebih banyak. Dalam survei itu juga diketahui bahwa 52% responden menggunakan dana daruratnya untuk menutupi kubutuhan Ramadan.
Lalu, bagaimana caranya mencegah boros saat Ramadan?
Caranya adalah membuat anggaran berdasarkan prioritas dan sesuaikan dengan dana yang sudah Anda miliki. Saran alokasi anggaran seperti pada grafik di bawah ini, namun Anda dapat menyesuaikan dengan kondisi keluarga masing-masing.

Sebagai contoh dengan penghasilan tetap Rp10juta tiap bulan, maka alokasi anggaran ini dapat Anda bagi seperti di bawah ini:
- 10% (Rp1juta) untuk Investasi, contoh: menabung atau investasi rutin, premi asuransi;
- 30% (Rp3juta) untuk Lunasi, contoh: kebutuhan yang sifatnya wajib dilunasi seperti cicilan KPR atau sewa rumah, tagihan listrik, telepon, air;
- 40% (Rp4juta) untuk Konsumsi, contoh: menu sahur, berbuka puasa, vitamin, belanja bulanan, kebutuhan anak;
- 10% (Rp1juta) untuk Donasi, contoh: membantu orang tua, sumbangan korban bencana, hadiah kepada kerabat;
- 10% (Rp1juta) untuk Religi yaitu membayar zakat, infaq, sedekah.
Jadi, yang perlu diingat saat merencanakan keuangan Ramadan adalah memaksimalkan pendapatan dan mengaturnya dengan bijak menggunakan alokasi sesuai dengan ketersediaan dana. Semoga Ramadan tahun ini lebih baik dari sebelumnya.