Merencanakan Nikah Saat Pandemi Harusnya Lebih Hemat

Erlina Juwita, MM, CFP®, QWP® | @erlrights

5 Mins Read


Saat sebelum pandemi berdasarkan riset dari Real wedding Study Statistics tahun 2014 45% pasangan yang membuat rencana pernikahan mengalami over budget. Seharusnya hal ini tidak perlu terjadi karena merencanakan nikah saat pandemi dapat menjadi lebih hemat.

Benarkah? Semua ini tergantung dari beberapa hal.

Pertama, hemat atau tidaknya biaya pernikahan ini akan tergantung pada konsep pernikahan itu sendiri. Apakah calon pengantin ini mau menikah as simple as they can atau will do anything for perfect wedding? Menurut survey Bridestory Indonesia, pesta pernikahan itu sendiri dapat dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu : affordable, moderate, premium dan luxurious. Tentunya besaran dana yang diperlukan akan sangat berbeda untuk setiap kategori tersebut.

Kedua, berapa banyak orang yang Anda undang untuk menghadiri pernikahan, karena saat sebelum pandemi biasanya orang tua cenderung lebih banyak mengundang kerabat dan rekan bisnis. Saat ini, jumlah undangan dibatasi maksimal 20% kapasitas gedung. Hal ini tentu saja dapat lebih menghemat budget.

Idealnya, Anda dapat membuat rincian anggaran biaya pernikahan yang rasional sebagai panduan membuat budget. Alokasi yang dapat diatur saat dana pernikahan Anda 100 juta misalnya adalah sebagai berikut :

15% untuk kewajiban : terdiri dari administrasi KUA  bagi yang beragama Islam, atau sesuai agama yang dianut serta pencatatan sipil bagi yang beragama lainnya, cincin kawin, mas kawin, dll

55% untuk kebutuhan : terdiri dari catering, venue, dekorasi, fotografi, busana, make up, undangan,  seserahan, dana darurat pernikahan, dll.

30% untuk keinginan seperti paket honeymoon, pre wedding, souvenir, dll. Jika ada kelebihan dana di pos ini dapat disimpan untuk dana darurat atau dibelanjakan untuk kelengkapan furniture kamar pengantin atau yang lain.

Hal lain yang perlu dicermati adalah adanya tujuan keuangan yang lain setelah menikah, entah itu ingin berbisnis atau membeli aset.

Yang terakhir yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kondisi kesehatan keuangan.  Apakah masih ada utang atau cicilan yang harus dilunasi? Apakah tabungan yang sudah ada cukup untuk menutupi biaya pernikahan? Anda dapat melakukan cek kondisi kesehatan keuangan di kalkulator ini.

Jika Anda masih belum yakin dengan perencanaan anggaran dan angkanya, sebaiknya tinjau ulang dan memilah lagi pos mana dari alokasi tersebut yang dapat dikurangi atau dapat dihilangkan. Anda dapat menggunakan kalkulator pernikahan untuk melakukan simulasi biaya pernikahan agar sesuai dengan anggaran Anda.

Semoga bermanfaat.