Suami Istri Bekerja,
Berikut 3 Tips Atur Uang Pasangan Muda

Erlina Juwita, MM, CFP®, QWP® | @erlrights

10 Mins Read


 

“Menjadi pasangan muda yang sama-sama bekerja memang semakin berat bebannya di zaman resesi seperti ini, apalagi jika sudah punya anak. Tapi tenang saja meski penghasilan pas-pasan, tetap bisa dialokasikan dengan baik kok.”

Bahagia sekaligus tegang, begitu kira-kira kesan buat pasangan muda yang baru memiliki anak. Bahagia karena ada si kecil yang dapat menghibur hati. Tegang karena semakin banyak lagi pengeluaran yang akan muncul.

 

 

Mengatur keuangan ketika masih single dengan pada saat menikah pasti akan jauh berbeda, apalagi jika penghasilan suami istri masih pas-pasan. Kesulitan akan timbul misalnya pada saat menyiapkan dana darurat, mengatur investasi untuk pendidikan anak, belum lagi persiapan pensiun yang lumayan besar. Semua ini dibutuhkan perencanaan keuangan yang cerdas dan cermat. Jadi, bagaimana caranya ? silahkan simak tips Erlina Juwita berikut ini :

  1. Atur Belanja Bulanan supaya Hemat dan TerencanaLangkah pertama yang dilakukan adalah mengatur uang belanja bulanan. Untuk lebih memudahkan, sebaiknya jangan terlalu banyak membuat pos agar lebih simpel mengatur keuangannya. Sederhananya, aturlah menjadi tiga pos saja sesuai dengan prioritas : wajib, butuh dan ingin.
    Anggaran berdasarkan prioritas wajib misalnya : cicilan utang, tagihan listrik, biaya telepon, biaya pemakaian air, uang sewa rumah, kebutuhan anak, gaji asisten rumah tangga, pulsa dan paket data, saldo electronic money untuk bayar tol dan parkir.
    Sedangkan anggaran berdasarkan prioritas butuh antara lain : belanja bulanan rutin, biaya makan dan minum, biaya bensin dan perawatan kendaraan yang rutin, investasi rutin, asuransi yang dibayar tiap bulan, pemberian ke orang tua atau saudara.
    Terakhir, anggaran berdasarkan prioritas ingin misalnya : shopping online, jalan-jalan, arisan dan perawatan diri.
  2.  

  3. Membuat Alokasi Anggaran Belanja Bulanan Misalnya jumlah pendapatan Anda dan pasangan sebesar Rp. 20 juta per bulan maka mudahnya, alokasi pendapatan tersebut dapat dibagi menjadi 30% untuk wajib, 50% untuk butuh dan 20% untuk ingin. Gampang kan ?
    Jika Anda menyisihkan 30% dari Rp. 20 juta untuk anggaran wajib artinya Anda dapat mengalokasikan Rp. 6 juta dengan berbagai macam pengeluaran wajib misalnya :
    1. cicilan utang Rp. 1.000.000
    2. tagihan listrik dan air Rp. 500.000
    3. biaya sewa rumah Rp. 1.500.000
    4. kebutuhan anak Rp. 1.000.000
    5. gaji asisten rumah tangga Rp. 1.000.000
    6. Autodebet asuransi per bulan Rp. 1.000.000

     

    Sedangkan jika 50% yang Anda sisihkan untuk anggaran butuh artinya Anda dapat mengalokasikan Rp. 10 juta untuk :

    1. belanja bulanan rutin. Rp. 4.000.000
    2. biaya makan dan minum Rp. 2.000.000
    3. biaya bensin dan perawatan kendaraan yang rutin Rp. 1.000.000
    4. investasi rutin Rp. 2.000.000
    5. pemberian ke orang tua atau saudara Rp. 1.000.000

     

    Terakhir, jika anggaran berdasarkan prioritas ingin Anda adalah sebesar 20% dari penghasilan dapat diatur seperti ini :

    1. shopping Rp. 1.000.000
    2. rekreasi Rp. 1.000.000
    3. arisan logam mulia dan biaya makan diluar Rp. 1.000.000
    4. perawatan diri dan kebutuhan pribadi lain misalnya seminar, training singkat dll Rp. 1.000.000

     

  4. Patuhi Anggaran yang telah DibuatNah, jika sudah membuat anggaran maka inilah saat yang tepat untuk mematuhi anggaran yang sudah dibuat. Gampangnya, jika ada salah satu pos yang uangnya gak cukup, usahakan tahan diri untuk tidak mengambil dana dari pos yang lain. Setelah membiasakan diri mematuhi aturan yang telah kita buat, pastinya Anda akan lebih mudah untuk mengatur keuangan keluarga.

 

Selamat Mencoba !